|
stage wantilan Pr Jagatnatha Jbr |
Sebagai rangkaian akhir perayaan
Hari Raya Nyepi adalah diadakannya kegiatan Dharma Santih yang merupakan
kegiatan seremoni mesimakrama sebagai ungkapan rasa syukur dan terima kasih
atas pelaksanaan Brata Penyepian yang sudah berjalan dengan lancar dan aman.
Pelaksanaan Dharma Santih di Jembrana yang dipercayakan Pemkab Jembrana kepada
DPK Jembrana Peradah Indonesia
berlangsung di Wantilan Pura Jagatnatha Jembrana pada hari Selasa 17 April 2012 tepatnya pada
jam 17.00 Wita yang dihadiri Para Sulinggih dan Pemangku Dangkhayangan/Khayangan
Jagat, Forum Pimpinan Daerah berserta Nyonya, Pejabat eselon 2 dan 3
dilingkungan Pemerintah Kabupaten Jembrana, Tokoh lintas Agama se Jembrana,
Tokoh Adat, Utusan OKP se Jembrana dan OSIS se Jembrana.
Dalam Laporannya, I Gusti Komang Budi Santika (Sekretaris DPK
Jembrana) selaku Ketua Panitia Dharma Santih, mengungkapkan bahwa Dharma Santih bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman tentang prinsip dan makna Hari Raya Nyepi sehingga mampu
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
|
Laporan Ketua Panitia |
Sementara Bupati Jembrana dalam
sambutannya mengungkapkan bahwa Nyepi di
Bali memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap pengurangan beban yang
harus ditanggung bumi. Hal inilah yang membuat Nyepi di Bali diadopsi oleh
Negara-negara di dunia menjadi
“world Silent Day”, yakni sebuah hari
di mana dunia harus mematikan atau menghentikan aktifitasnya. Demikian diungkapkan
Bupati I Putu Artha dihadapan
undangan Dharma Shantih Hari Raya Nyepi
Tahun Icaka 1934 Kabupaten Jembrana. Bupati Putu Artha sangat bangga jika Hari
Raya Nyepi menjadi satu inspirasi dunia untuk sejenak memberikan nafas untuk
bumi.
“Dengan Nyepi, itu artinya memberikan kesempatan kepada bumi dan alam
lingkungan untuk melakukan penyelarasan dan penyesuaian, setelah berhari-hari
selama setahun dieksploitasi,”ujarnya. Selain itu , Artha juga
berterima kasih kepada seluruh komponen masyarakat, termasuk tokoh-tokoh lintas
agama yang telah menunjukkan toleransinya, sehingga rangkaian Hari Raya Nyepi
berjalan dengan damai dan lancar.
“Dharma Santih kali ini, semakin menunjukan
kekuatan komunikasi dan rasa menyama braya di lintas umat agama,”
ujarnya.
|
Bupati Jbr Menyerahkan Punia |
Pada kesempatan yang berbahagia
ini Bupati Putu Artha menyerahkan secara simbolik punia kepada sulinggih,
pemangku dan tokoh lintas agama sebagai ucapan terima kasih atas partisifasinya
menjaga keamanan dan ketertiban di Kabupaten Jembrana, sehingga pembangunan
dapat berjalan lancer sesuai dengan yang direncanakan.
Sementara itu Profesor Dr. I
Wayan Suarka yang diundang untuk memberikan Dharma Wacara mencoba memberi
pemahaman makna Hari Nyepi yang selama ini telah dilaksanakan umat Hindu di
Bali. Meskipun penyampaiannya sedikit serius namun telah memberikan pemahaman
yang realistis dan logis bagi pendengarnya. Dan ketegangan itu sedikit mencair
dengan tampilnya hiburan Bondres.
|
Sambutan Bupati Jbr |
Kegiatan Dharma Santih diakhiri
dengan bersalaman sebagai ungkapan
selamat dan terima kasih serta saling memaafkan yang diawali oleh Bupati
Jembrana kepada para Sulinggih dilanjutkan undangan lainnya, sedikit terganggu
karena secara mendadak listrik
dilingkungan Wantilan dan sekitarnya padam. Peristiwa itu ternyata bukan Kesengajaan berkaitan
dengan Dharma Santih namun sedikit mengganggu langkah para undangan khususnya
Ida Sulinggih yang rata-rata sudah renta saat meninggalkan tempat Dharma
Santih.
“Pas dengan suasana Nyepi”, gurau Ida Sulinggih.
Menejer PLN Rayon Negara Rusli
Widodo ketika dikonfirmasi kemarin petang, membenarkan jika pihaknya terpaksa
melakukan pemadaman tanpa adanya pemberitahuan. “Mohon maaf atas ketidak nyamanannya. Ini diluar skenario,”
ujarnya.
(Humas DPK Jembrana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar