Setiap
orang tua memiliki tanggung jawab terhadap perkembangan dan pertumbuhan
anak-anaknya, baik secara jasmani maupun rohani. Salah satu cita-cita keluarga
Hindu adalah membentuk anak-anak yang suputra, atau anak yang luih, yaitu anak
yang berbudi, sehingga kelak akan mampu membebaskan orang tua, keluarga dan
masyarakat dari penderitaan.
Untuk
mencapai keinginan itu, tentu saja memerlukan proses yang panjang dan tidak
sederhana. Proses yang panjang itu idealnya dimulai ketika anak masih usia
dini. Menurut para ahli pendidikan, ada tiga komponen pokok yang paling
berpengaruh terhadap perkembangan anak, yaitu rumah tangga, sekolah dan
lingkungan dimana si anak hidup dan bermasyarakat. Tiga tempat ini
harus sehat dan edukatif, maka harapan anak-anak kita akan menjadi anak yang suputra bukanlah
harapan yang muluk-muluk.
Namun
pada kenyataannya, mesti kita akui bahwa tidak semua orang tua mampu
menciptakan keluarga seperti yang diharapkan. Banyak orang tua dihadapkan
dengan berbagai keterbatasan, karena berbagai alasan situasi dan kondisi. Pada
masyarakat perkotaan maupun pedesaan sekarang ini, alasan yang paling sering
diungkapkan adalah minimnya perhatian karena tuntutan ekonomi (pekerjaan).
Sehingga anak-anak akhirnya “terpaksa”
dididik oleh pembantu dan atau mungkin tak terurus . Sebaik-baiknya pembantu ia
bukanlah orang yang tepat untuk mendidik anak. Karena itu memang bukan
bidangnya. Tanpa mengecilkan arti pembantu, kita bisa mengetahui bagaimana
keadaan pembantu secara umum di negeri ini.
Sementara
sekolah yang diharapkan mampu menutupi kekurangan dan kelemahan keluarga
ternyata juga tak banyak yang sesuai dengan cita-cita pendidikan itu sendiri.
Jujur saja, tidak semua sekolah mampu menciptakan suasana edukatif. Adanya
intervensi kepentingan kepentingan atas sekolah yang berlatar belakang agama,
membuat banyak orang tua yang berbeda keyakinan takut mempercayakan pendidikan
anak-anaknya pada sekolah sekolah seperti itu. Banyak orang tua berupaya
mencari sekolah yang sesuai dengan latar belakang agamanya. Bagi umat Hindu,
mesti diakui bahwa tak banyak sekolah yang berlatar belakang Hindu. Bahkan
untuk di Kabupaten Jembrana yang
mayoritas penduduknya beragama Hindu, jumlah sekolah dengan latar belakang
agama Hindu adalah NOL BESAR. Ketiadaan fasilitas
inilah banyak orang tua Hindu dengan terpaksa menyekolahkan menyekolahkan
anak-anaknya di sekolah yang berlatar belakang agama berbeda dengan dalih
“kualitas pendidikannya lebih baik” (secara akademis) ? sementara pendidikan
rohani-nya sementara waktu disepelekan. Inilah
kecolongan kita yang disadari atau tidak akan dapat mempengaruhi rohani
anak-anak kita dikemudian hari.
Bagaimana
dengan lingkungan? Lingkungan juga telah menjadi salah satu problematika
pendidikan, karena lingkungan sekarang berkembang dan berubah dengan cepat. Banyak orang berpandangan bahwa
lingkungan yang homogen seperti di Bali pada umumnya dan Jembrana pada
khususnya, relative lebih “aman” bagi perkembangan anak. Sebaliknya anak yang
hidup di lingkungan heterogen sering menemui hambatan dalam perkembangan
sosialnya karena status minoritas. Pandangan itu tidaklah sepenuhnya benar atau
sepenuhnya salah. Karena anak-anak yang hidup di lingkungan yang homogen maupun
lingkungan yang heterogen, sama-sama
beresiko bila lingkungan ini tidak sehat dan edukatif.
Berlatar
belakang permasalahan tersebut diatas, kami Pemudah Hindu di Kabupaten Jembrana
yang tergabung dalam Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah Indonesia) bermodalkan
semangat kepedulian dan kesadaran akan masa depan ajaran Sanathana Dharma
(Hindu) mencoba menjalin sinergi dengan komponen Hindu di Jembrana untuk
bersama-sama merintis sebuah lembaga pendidikan berbasiskan Hindu berupa PAUD
Hindu yang nantinya diharapkan sebagai embrio untuk lahirnya lembaga-lembaga
pendidikan lainnya di Tingkat SD, SMP dan SMA bahkah Perguruan Tinggi yang
berbasis Hindu dengan kwalitas yang mampu bersaing dengan lembaga pendidikan
lainnya di Jembrana dan di Bali bahkan di Nusantara yang tercinta ini.
Untuk mewujudkan
mimpi tersebut DPK Jembrana Peradah Indonesia telah membentuk Yayasan yang akan
membidani lahirnya lembaga-lembaga pendidikan dimaksud dengan nama Yayasan
Peradah Jembrana. Tugas pertama Yayasan ini adalah membidani kelahiran PAUD. PAUD Canang Sari disepakati sebagai
identitas PAUD dengan pertimbangan mudah diingat, bernuansa Hindu, identik
dengan persembahan tulus iklas dan paling sederhana kehadapan Hyang Widhi. Lokasi PAUD yaitu disebelah Timur Pura
Jagatnatha Jembrana yang merupakan Aset
Pemkab Jembrana dengan status Hak Pakai bersama-sama dengan Sekretariat PHDI
Kabupaten Jembrana. Untuk local
belajarnya PAUD Canang Sari, kami mengadakan renovasi bangunan gudang dan
mempersiapkan sarana bermain anak-anak. Kami menargetkan ditahun ajaran baru
2012/2013 PAUD Canang Sari sudah bisa jalan. Dengan segala keterbatasan yang
ada pada kami di Peradah Jembrana, kami tetap optimis cita-cita kami bisa
terwujud. Optimisme kami didasari pertimbangan bahwa kami Peradah Jembrana
tidaklah sendirian. Hindu yang mayoritas di Jembrana dan di Bali pada umumnya
merupakan potensi yang perlu dikelola dengan baik untuk ke-ajegan Hindu dimasa
mendatang. Oleh karena itu lewat
kesempatan ini kami ingin mengajak umat se-Dharma untuk ber-Sinergi mensukseskan terwujudnya PAUD Hindu di
Jembrana. Kami Yayasan Peradah Jembrana
siap mengelola partisipasi umat/punia umat lewat Rekening di BRI an. Yayasan
Peradah Jembrana No 3482-01-018523-53-0.
Partisifasi umat
sangat kami harapkan untuk terwujudnya PAUD HIINDU pertama di Kabupaten Jembrana.
Om Awignam Astu
Namo Sidhiam………………
Tidak ada komentar:
Posting Komentar