Tersebutlah disebuah desa dikaki sebuah gunung di negeri Kerta Raharja, tinggal seorang bapak yang sudah berumur ( sebut saja namanya Pak Karma ). Pak Karma ini hidup berkecukupan. Kesehariannya dilalui dengan senantiasa berbuat baik dan taat beribadah sehingga mempunyai militansi yang kuat akan keyakinannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pada suatu ketika desa tersebut diguyur hujan lebat yang tiada henti-hentinya sehingga terjadilah banjir yang dahsyat hingga membelah desa menjadi dua bagian dan hamper-hampir menenggelamkan sebagian dari wilayah desa tersebut.
Melihat kondisi seperti itu pemerintah berusaha mengevakuasi warganya ketempat yang aman. Satu persatu warga masyarakat yang tempat tinggalnya hamper
tenggelam dipindahkan.
Dan yang terakhir tinggallah Pak Karma seorang diri.
Ketika
Pak Karma ini diajak pindah dari rumahnya yang sudah tidak aman lagi ia menolaknya.
Pak
Karma tidak mau menerima uluran tangan Tim SAR yang
berusaha menyelamatkannya.
“Ayo Bapak ikut kami, air sudah semakin besar. Kita segera harus mengungsi”, Bujuk Tim SAR.
Tidak Saya disini saja. “Tuhan pasti menyelamatkan saya”,
kata Pak Karma.
Begitulah penolakan Pak Karma
sehingga akhirnya ditinggalkan oleh Tim SAR yang
barusan menghampiri dan membujuknya. Pak Karma tetap tinggal dirumahnya sambil terus berdoa mohon kepada Tuhan agar
menyelamatkannya.
Selang beberapa jam kemudian,
Tim SAR yang menggunakan Helikopter mencoba menyisir lokasi banjir yang hampir tenggelam tersebut siapa tahu ada warga yang tertinggal disana, dan……….benar juga dilihatlah Pak Karma
yang masih tinggal
di rumahnya. Seorang Anggota
Tim berusaha turun dari pesawat Heli mendekati tempat Pak Karma
berada. Pak
Karma kembali melakukan penolakanan sehingga Tim SAR yang
menggunakan pesawat Heli ini pun akhirnya pergi tanpa membawa Pak Karma yang
masih setia dan yakin bahwa Tuhana kan menyelamatkan dirinya dari terjangan banjir bandang yang dahsyat tersebut.
Hujanpun kian deras sehingga banjir pun menerjang kian dahsyat. Ketinggian air kian naik sehingga sudah hamper menutupi atap rumah pak Karma. Saat seperti itu sebuah perahu karet Tim SAR yang sudah hendak balik kepangkalan tiba-tiba lewat didepan rumah Pak Karma dan dilihatnya Pak Karma
masih duduk dengan tenang sambal berdo’a memohon Tuhan dating menyelamatkan dirinya. Petugas penyelamat ini pun berusaha merayunya agar bersedia naik perahu untuk meninggalkan rumahnya yang sudah hamper tenggelam tersebut. Untuk kesekian kalinya Pak Karma tetap menolaknya meskipun sudah sedikit dipaksa oleh anggota Tim SAR.
Karena kondisi sudah kian kritis dan juga mengancam keselamatan Tim SAR akhirnya Pak Karma
ditinggalkan seorang diri. Beberapa menit kemudian gempuran air bandang kembali menerjang dan tak ayal lagi akhirnya menyeret Pak Karma
hingga terbawa arus dan meninggal.
Diceritakanlah kemudian arwah Pak Karma menuju alam maya.
Pak
Karma dengan garangnya membentak prajurit penjaga alam maya, mendobrak dan menerobos masuk ke istana menghadap Dewata.
“Mana Dewata
yang selama ini aku puja-puja?
Kalian
Semua Tuli,
Kalian Semua Pembohong.
Ajaran-Ajaran kalian semua bohong. Kenapa Kalian tidak menolongku disaat aku membutuhkan pertolongan!!!!!”, Bentak
Pak Karma dengan emosinya.
“Percuma selama hidupku aku abdikan untuk mentaati ajaran-ajaran-Mu dan menjauhi larangan-larangan-MU.
Ternyata Kau biarkan Aku begitu saja terseret arus banjir bandang hingga mengakhiri hidup-ku di Bumi. Mana Tuhan itu……..Tuhan ……..kamu ternyata tidak adil”. Teriak Arwah Pak Karma.
Gerah juga akhirnya seisi Istana
Dewata, dan diutuslah Dewata Pencatat kehidupan umat manusia di Bumi untuk menangani Arwah Pak Karma.
Hai Karma ………….kenapa kamu marah-marah di Istana
Dewata. Kamu memang hambaku yang paling
dharmais dan taat menjalankan segala yang telah aku ajarkan dan menjauhkan diri dari segala yang aku larangkan.
Do’a - do’a kamu juga telah memekakkan telingaku disaat memohon agar aku dating untuk menyelamatkanmu.
Suaramu menggema membangunkan seisi alam Dewata ini. Dan aku pun sudah melakukan penyelamatan terhadapmu. Sayangnya kamu tidak menyadarinya. Mata hatimu masih buta, Karma.
Kemarilah kamu Karma. Lihatlah rekaman video-Ku
detik-detik terakhir kehidupanmu Karma.
Akhirnya amarah Karma mereda dan Karma melihat dengan seksama tayangan video layar lebar Dewata terkait detik-detik akhir kehidupannya.
Lihat
Karma, tahukah kamu siapa yang mengutus Tim
SAR yang menghampirimu itu.
Dan itu lagi
Tim SAR dengan Helikopternya juga mendekatimu………..Juga
Tim SAR dengan Perahu Karet……… Tahukah kamu sesungguhnya tugas mereka sebenarnya sudah selesai karena sesuai dengan catatan Kepala Desa dan Tim SAR semua warga yang hidup sudah terselamatkan. Tetapi karena do’a - do’a kamu Karma, Aku gerakkan hati orang – orang Tim SAR itu untuk kembali mengecek ulang lokasi bencana yang sudah parah itu. Tahukah kamu Karma itu kulakukan hanya untuk menyelamatkanmu. Menyelamatkan kamu Karma !!!!.
Tapi sayang………… kamu selalu menolaknya.
Kamu usir mereka dengan sombongnya bahwa Aku Tuhanmu akan menyelamatkanmu dengan cara-caramu Karma.
Karma,
Aku bangga dengan keteguhan hatimu untuk meyakini bahwa aku dating menyelamatkanmu. Tapi kamu telah menutup hatimu sehingga tidak bias merasakan dan mengetahui aku telah dating untuk menyelamatkanmu.
Aku mendengarkan do’a - do’a hambaku terlebih orang yang
sudah dengan setia dan taat untuk menjalankan ajaran-ajaran-Ku serta menjauhi larangan-larangan-Ku.
Dan
Karma, sesungguhnya Aku pun telah mengabulkan do’a-do’a permohonan / permintaan semua umat manusia tanpa kecuali. Apa yang
mereka inginkan dan apa yang mereka butuhkan, semua telah aku kabulkan. Tetapi sayangnya mereka semua Buta……
Mereka semua Tuli………., tidak tahu dan tidak menyadarinya bahwa Aku telah mengabulkan semua keinginan dan kebutuhan umat manusia.
Ketahuilah wahai Karma dan semua umat manusia bahwa Aku mengabulkan do’a-do’a kalian dengan cara-cara Ku bukan dengan cara-cara kalian. Oleh karena itu bukalah Mata Hati kalian sehingga kalian semua merasakan kehadiran-Tuhan-mu.
Demikianlah
yang bias aku ingatkan kepadamu wahai Karma-Karma yang lainnya dimuka bumi ini
dan ini juga berlaku bagi umatku yang lainnya tanpa kecuali..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar