" Karmamy Eva Dhikaras te; Ma Phalesu Kadacana; Ma Karmaphalahetur Bhur; Ma Te Sango 'Stvakarmani" "Jalankan saja kewajibanmu; Jangan mengharap hasil; Jangan biarkan pahala menjadi motif tindakanmu; Demikian pula jangan biarkan dirimu berdiam diri".

26 Mei 2012

DPK JEMBRANA MERINTIS “PAUD HINDU” DI JEMBRANA


Setiap orang tua memiliki tanggung jawab terhadap perkembangan dan pertumbuhan anak-anaknya, baik secara jasmani maupun rohani. Salah satu cita-cita keluarga Hindu adalah membentuk anak-anak yang suputra, atau anak yang luih, yaitu anak yang berbudi, sehingga kelak akan mampu membebaskan orang tua, keluarga dan masyarakat dari penderitaan.
Untuk mencapai keinginan itu, tentu saja memerlukan proses yang panjang dan tidak sederhana. Proses yang panjang itu idealnya dimulai ketika anak masih usia dini. Menurut para ahli pendidikan, ada tiga komponen pokok yang paling berpengaruh terhadap perkembangan anak, yaitu rumah tangga, sekolah dan lingkungan dimana si anak hidup dan bermasyarakat. Tiga tempat ini harus sehat dan edukatif, maka harapan anak-anak kita  akan menjadi anak yang suputra bukanlah harapan yang muluk-muluk.
Namun pada kenyataannya, mesti kita akui bahwa tidak semua orang tua mampu menciptakan keluarga seperti yang diharapkan. Banyak orang tua dihadapkan dengan berbagai keterbatasan, karena berbagai alasan situasi dan kondisi. Pada masyarakat perkotaan maupun pedesaan sekarang ini, alasan yang paling sering diungkapkan adalah minimnya perhatian karena tuntutan ekonomi (pekerjaan). Sehingga  anak-anak akhirnya “terpaksa” dididik oleh pembantu dan atau mungkin tak terurus . Sebaik-baiknya pembantu ia bukanlah orang yang tepat untuk mendidik anak. Karena itu memang bukan bidangnya. Tanpa mengecilkan arti pembantu, kita bisa mengetahui bagaimana keadaan pembantu secara umum di negeri ini.
Sementara sekolah yang diharapkan mampu menutupi kekurangan dan kelemahan keluarga ternyata juga tak banyak yang sesuai dengan cita-cita pendidikan itu sendiri. Jujur saja, tidak semua sekolah mampu menciptakan suasana edukatif. Adanya intervensi kepentingan kepentingan atas sekolah yang berlatar belakang agama, membuat banyak orang tua yang berbeda keyakinan takut mempercayakan pendidikan anak-anaknya pada sekolah sekolah seperti itu. Banyak orang tua berupaya mencari sekolah yang sesuai dengan latar belakang agamanya. Bagi umat Hindu, mesti diakui bahwa tak banyak sekolah yang berlatar belakang Hindu. Bahkan untuk di Kabupaten Jembrana  yang mayoritas penduduknya beragama Hindu, jumlah sekolah dengan latar belakang agama Hindu adalah NOL BESAR. Ketiadaan  fasilitas inilah banyak orang tua Hindu dengan terpaksa menyekolahkan menyekolahkan anak-anaknya di sekolah yang berlatar belakang agama berbeda dengan dalih “kualitas pendidikannya lebih baik” (secara akademis) ? sementara pendidikan rohani-nya sementara waktu disepelekan. Inilah  kecolongan kita yang disadari atau tidak akan dapat mempengaruhi rohani anak-anak kita dikemudian hari.
Bagaimana dengan lingkungan? Lingkungan juga telah menjadi salah satu problematika pendidikan, karena lingkungan sekarang berkembang dan berubah dengan  cepat. Banyak orang berpandangan bahwa lingkungan yang homogen seperti di Bali pada umumnya dan Jembrana pada khususnya, relative lebih “aman” bagi perkembangan anak. Sebaliknya anak yang hidup di lingkungan heterogen sering menemui hambatan dalam perkembangan sosialnya karena status minoritas. Pandangan itu tidaklah sepenuhnya benar atau sepenuhnya salah. Karena anak-anak yang hidup di lingkungan yang homogen maupun lingkungan yang heterogen, sama-sama  beresiko bila lingkungan ini tidak sehat dan edukatif.
Berlatar belakang permasalahan tersebut diatas, kami Pemudah Hindu di Kabupaten Jembrana yang tergabung dalam Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah Indonesia) bermodalkan semangat kepedulian dan kesadaran akan masa depan ajaran Sanathana Dharma (Hindu) mencoba menjalin sinergi dengan komponen Hindu di Jembrana untuk bersama-sama merintis sebuah lembaga pendidikan berbasiskan Hindu berupa PAUD Hindu yang nantinya diharapkan sebagai embrio untuk lahirnya lembaga-lembaga pendidikan lainnya di Tingkat SD, SMP dan SMA bahkah Perguruan Tinggi yang berbasis Hindu dengan kwalitas yang mampu bersaing dengan lembaga pendidikan lainnya di Jembrana dan di Bali bahkan di Nusantara yang tercinta ini.
Untuk mewujudkan mimpi tersebut DPK Jembrana Peradah Indonesia telah membentuk Yayasan yang akan membidani lahirnya lembaga-lembaga pendidikan dimaksud dengan nama Yayasan Peradah Jembrana. Tugas pertama Yayasan ini adalah membidani kelahiran PAUD. PAUD Canang Sari disepakati sebagai identitas PAUD dengan pertimbangan mudah diingat, bernuansa Hindu, identik dengan persembahan tulus iklas dan paling sederhana kehadapan Hyang Widhi.   Lokasi PAUD yaitu disebelah Timur Pura Jagatnatha Jembrana yang merupakan  Aset Pemkab Jembrana dengan status Hak Pakai bersama-sama dengan Sekretariat PHDI Kabupaten Jembrana.  Untuk local belajarnya PAUD Canang Sari, kami mengadakan renovasi bangunan gudang dan mempersiapkan sarana bermain anak-anak. Kami menargetkan ditahun ajaran baru 2012/2013 PAUD Canang Sari sudah bisa jalan. Dengan segala keterbatasan yang ada pada kami di Peradah Jembrana, kami tetap optimis cita-cita kami bisa terwujud. Optimisme kami didasari pertimbangan bahwa kami Peradah Jembrana tidaklah sendirian. Hindu yang mayoritas di Jembrana dan di Bali pada umumnya merupakan potensi yang perlu dikelola dengan baik untuk ke-ajegan Hindu dimasa mendatang.  Oleh karena itu lewat kesempatan ini kami ingin mengajak umat se-Dharma untuk ber-Sinergi   mensukseskan terwujudnya PAUD Hindu di Jembrana.  Kami Yayasan Peradah Jembrana siap mengelola partisipasi umat/punia umat lewat  Rekening di BRI  an. Yayasan Peradah Jembrana  No 3482-01-018523-53-0.
Partisifasi umat sangat kami harapkan untuk terwujudnya PAUD HIINDU pertama    di Kabupaten Jembrana.
Om Awignam Astu Namo Sidhiam………………

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

VIDIO PERADAH JEMBRANA