" Karmamy Eva Dhikaras te; Ma Phalesu Kadacana; Ma Karmaphalahetur Bhur; Ma Te Sango 'Stvakarmani" "Jalankan saja kewajibanmu; Jangan mengharap hasil; Jangan biarkan pahala menjadi motif tindakanmu; Demikian pula jangan biarkan dirimu berdiam diri".

16 Sep 2012

MENGENAL HINDU ( 2 )



KITAB SUCI WEDA

Veda adalah kitab suci Agama Hindu yang tertua. Bila kitab ini mulai ada tidak diketahui orang dengan pasti. Pendapat para sarjana bermacam-macam tentang hal ini. Ada yang berpendapat kitab ini mulai ada 1.200 tahun Sebelum Masehi, ada yang mengatakan 2.400 SM. Ada pula yang berpendapat lain lagi.

Orang-orang Hindu jaman dahulu jarang meninggalkan catatan- catatan yang bernilai sejarah. Kitab Veda diterima orang dari mulut ke mulut turun-temurun dari masa lampau yang tidak diketahui orang. Penulisan kitab Veda dengan huruf Devanagari adalah dari masa yang jauh kemudian.

Orang percaya bahwa kitab suci ini diajarkan oleh Tuhan kepada para Rsi. Maka ia bukan buatan orang. Dari ajaran Veda inilah ajaran agama Hindu mengalir. Jiwa agama Hindu adalah jiwa ajaran Veda. Walaupun perubahan telah banyak terjadi, jiwa ajaran Veda tidak pernah berhenti memancarkan cahanya.

Ajaran agama dalam Hindu didasarkan pada kitab suci atau susastra suci keagamaan yang disusun dalam masa yang amat panjang dan berabad-abad, yang mana di dalamnya memuat nilai-nilai spiritual keagamaan berikut dengan tuntunan dalam kehidupan di jalan dharma.

Secara umum, pustaka suci Hindu dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :

Ø  Sruti è wahyu yang didengar

Ø  Smerti è wahyu yang diingat



WEDA SRUTI
Berarti “yang didengar” atau wahyu. Yang tergolong kitab Sruti adalah kitab-kitab yang ditulis berdasarkan wahyu Tuhan, antara lain yang disebut dengan :
·         Weda ( Catur Weda Samhita )
Ø  Reg Weda dihimpun oleh Rsi Pulaha
Ø  Yajur Weda dihimpun oleh Maha Rsi Waisampayana
Ø  Sama Weda dihimpun oleh Maha Rsi Jaimini
Ø  Atharwa Weda dihimpun oleh Maha Rsi Sumantu
·         Upanishad
·         Bhagavad Gītā ( Pancamo Weda )
Dalam perkembangannya, Veda dan Upanishad terbagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil, seperti misalnya Rigveda dan Isa Upanishad. Kitab Veda berjumlah empat bagian sedangkan kitab Upanishad berjumlah 108. Upanisad termasuk dalam Sruti merupakan bagian dari Veda, disamping sastra-sastra Brahmana. Upanisad memuat ajaran filsafat, meditasi serta konsep ketuhanan.
Upanisad disusun dalam jangka waktu yang panjang, upanisad yang tertua diantaranya Brhadaranyaka Upanisad dan Chandogya Upanisad, diperkirakan disusun pada abad ke delapan sebelum masehi. Merujuk pada Ashtadhyayi yang disusun oleh Maharsi Panini, jumlah upanisad yang ada sebanyak 900. Begitu pula Maharsi Patanjali menyatakan jumlah yang sama. Namun saat ini kebanyakan sudah musnah seiring dengan waktu.

WEDA SMERTI

Berarti “yang diingat” atau tradisi. Yang tergolong kitab Smerti adalah kitab-kitab yang tidak memuat wahyu Tuhan, melainkan kitab yang ditulis berdasarkan pemikiran dan budaya manusia, seperti misalnya kitab tentang ilmu astronomi, ekonomi, politik, kepemimpinan, tata negara, hukum, sosiologi, dan sebagainya. Kitab-kitab smerti merupakan penjabaran moral yang terdapat dalam kitab Sruti. Kitab ini bisa dikelompokan menjadi 2 yaitu :
·         Kelompok Wedangga
Ø  Siksa – ilmu tentang ponethics
Ø  Wyakarana – ilmu tata bahasa
Ø  Chanda – ilmu tentang lagu
Ø  Nirukta – ilmu tentang sinonim dan akronim
Ø  Jyoyisa – ilmu tentang astronomi
Ø  Kalpa – ilmu tentang ritual
·         Kelompok Upaweda
Ø  Ithihasa – cerita kepahlawanan / epos ( Ramayana & Mahabarata )
Ø  Purana – himpunana cerita sejarah/ peristiwa tertentu dan tradisi
Ø  Arthasastra – ilmu pemerintahan
Ø  Ayurweda – ilmu pengobatan
Ø  Gandarwa Weda – ilmu tentang seni
Ø  Saracamuscaya & Slokantara – ilmu etika & tata susila

BAHASA WEDA

Veda merupakan kitab suci yang menjadi sumber segala ajaran agama Hindu. Veda merupakan kitab suci tertua di dunia karena umurnya setua umur agama Hindu. Veda berasal dari Bahasa Sansekerta, Bahasa Sansekerta adalah salah satu bahasa Indo-Eropa paling tua yang masih dikenal dan sejarahnya termasuk yang terpanjang. Bahasa yang bisa menandingi 'usia' bahasa ini dari rumpun bahasa Indo-Eropa hanya bahasa Hitit. Kata Sansekerta, dalam bahasa Sansekerta Sasktabhāsa artinya adalah bahasa yang sempurna. Maksudnya, lawan dari bahasa Prakerta, atau bahasa rakyat.
Bahasa Sansekerta merupakan sebuah bahasa klasik India, sebuah bahasa liturgis dalam agama Hindu, Buddhisme, dan Jainisme dan salah satu dari 23 bahasa resmi India. Bahasa ini juga memiliki status yang sama di Nepal.
Posisinya dalam kebudayaan Asia Selatan dan Asia Tenggara mirip dengan posisi bahasa Latin dan Yunani di Eropa. Bahasa Sansekerta berkembang menjadi banyak bahasa-bahasa modern di anakbenua India. Bahasa ini muncul dalam bentuk pra-klasik sebagai bahasa Weda. Yang terkandung dalam kitab Rgweda merupakan fase yang tertua dan paling arkhais. Teks ini ditarikhkan berasal dari kurang lebih 1700 SM dan bahasa Sansekerta Weda adalah bahasa Indo-Arya yang paling tua ditemui dan salah satu anggota rumpun bahasa Indo-Eropa yang tertua.
Khazanah sastra Sansekerta mencakup puisi yang memiliki sebuah tradisi yang kaya, drama dan juga teks-teks ilmiah, teknis, falsafi, dan agamis. Saat ini bahasa Sansekerta masih tetap dipakai secara luas sebagai sebuah bahasa seremonial pada upacara-upacara Hindu dalam bentuk stotra dan mantra. Bahasa Sansekerta yang diucapkan masih dipakai pada beberapa lembaga tradisional di India dan bahkan ada beberapa usaha untuk menghidupkan kembali bahasa Sansekerta.
Yang akan dibicarakan di artikel ini adalah bahasa Sansekerta Klasik seperti diulas pada tatabahasa Sansekerta karangan Panini, pada sekitar tahun 500 SM.

WEDA & RSI PENERIMA WAHYU
 
Kata Veda berasal dari kata vid” (Wid) yang berarti tahu. Kata Veda berarti “pengetahuan”. Para nabi yang menerima wahyu Veda jumlahnya sangat banyak, namun yang terkenal hanya tujuh saja yang disebut Sapta Maharsi atau Sapta Rsi. Ketujuh nabi tersebut yakni:
·         Rsi Grtsamada adalah nama salah satu Maharsi dalam Agama Hindu yang menerima wahyu Tuhan. Maharsi Grtsamada paling banyak dihubungkan dengan turunnya ayat-ayat Veda, terutama Rigveda Mandala II.
·         Rsi Wasistha
·         Rsi Atri
·         Rsi Wiswamitra dalam bahasa Sansekerta:Viśvā-mitra) adalah nama salah satu Brahmaresi dalam Agama Hindu yang menerima wahyu Tuhan. Nama Wiswamitra juga muncul dalam kitab Ramayana, bersama dengan Resi Wasista. Namun dalam Ramayana, Resi Wiswamitra berasal darii keturunan kesatria dan dulu merupakan seorang raja.
·         Rsi Wamadewa
·         Rsi Bharadwaja alam Agama Hindu, Bharadwaja merupakan nama salah satu Maharsi yang menerima wahyu Tuhan. Maharsi Bharadwaja banyak dikaitkan dengan turunnya mantra-mantra dari Mandala VI. Dalam mitologi dijelaskan bahwa Bharadwaja adalah putera Brhaspati, namun cerita tersebut belum dapat dipastikan kebenarannya.
·         Rsi Kanwa bukan Mpu Kanwa — penulis Kakawin Arjuna Wiwaha
Ayat-ayat yang diturunkan oleh Tuhan kepada nabi-nabi tersebut tidak terjadi pada suatu zaman yang sama dan tidak diturunkan di wilayah yang sama. Nabi yang menerima wahyu juga tidak hidup pada masa yang sama dan tidak berada di wilayah yang sama dengan nabi lainnya, sehingga ribuan ayat-ayat tersebut tersebar di seluruh wilayah India dari zaman ke zaman, tidak pada suatu zaman saja.

SUSUNAN WEDA

Agar ayat-ayat tersebut dapat dipelajari oleh generasi seterusya, maka disusunlah ayat-ayat tersebut secara sistematis ke dalam sebuah buku. Usaha penyusunan ayat-ayat tersebut dilakukan oleh Rsi Vyāsa atau Krishna Dwaipayana Wyasa dengan dibantu oleh empat muridnya, yaitu: Bagawan Pulaha, Bagawan Jaimini, Bagawan Waisampayana, dan Bagawan Sumantu. Byasa (Vyāsa) (dalam pewayangan disebut Resi Abyasa) adalah figur penting dalam agama Hindu. Beliau juga bergelar Weda Wyasa (orang yang mengumpulkan berbagai karya para resi dari masa sebelumnya, membukukannya, dan dikenal sebagai Weda. Beliau juga dikenal dengan nama Krishna Dwaipayana. Beliau adalah filsuf, sastrawan India yang menulis epos terbesar di dunia, yaitu Mahabharata. Sebagian riwayat hidupnya diceritakan dalam Mahabharata. Dalam Mahabharata, dapat diketahui bahwa orangtua Resi Byasa adalah Bagawan Parasara dan Dewi Satyawati (alias Durgandini atau Gandhawati).
Setelah penyusunan dilakukan, ayat-ayat tersebut dikumpulkan ke dalam sebuah kitab yang kemudian disebut Veda. Sesuai dengan isinya, Veda terbagi menjadi empat, yaitu:
  1. Rigveda Samhita
  2. Yayurveda Samhita
  3. Samaveda Samhita
  4. Atharvaveda Samhita

Rg Weda
 
Rg Weda atau Rig Weda adalah kitab Śruti yang paling utama. Merupakan kitab yang berisi Nyanyian Pujaan ( Hymne). Terdiri dari 1,017 (+11 appendix = 1,028) nyanyian pujaan (hymne) dengan jumlah total 10.562 baris yang dijelaskan dalam 10 buku. Satu hymne memiliki tiga bagian dasar. Bagian pertama adalah permohonan (exhortation), bagian kedua adalah pujian terhadap Dewa tertentu dalam bentuk doa, dan bagian ketiga adalah permohonan khusus (special request). Agama yang dijelaskan dalam Rig Weda dapat disebut Brahmanisme atau Wedisme. Dalam Rig Weda kita melihat bangsa Arya baru saja menetap di lembah-lembah sungai Indus dan memuja semua kekuatan alam seperti udara (Bayu), air (Baruna), matahari (Surya), bulan (Soma) dan api (Agni). Rig Weda sebagaimana bukan kitab suci yang disusun selama periode waktu tertentu tapi satu kitab suci yang disusun dalam tahapan selama beberapa abad.



Satu ide yang paling penting yang datang dari Rig Weda adalah tatanan kosmik yang disebut Rta. Rta berarti "tatanan suci dan alam semesta ("cosmic and sacred order") satu tatanan paling harmonis dan tertinggi dari struktur realitas. Belakangan tatanan alam semesta yang disebut Rta ini menjadi atau disebut sebagai Sanathana Dharma atau "kebenaran abadi." Dharma tidak saja menjadi hukum universal tapi juga hukum moral dari agama Hindu.

Yajur Weda
Yajur Weda sering disalah artikan dengan Ayurveda. Yajur Weda merupakan kitab Weda yang berisikan tentang bernagai macam ritual dan cara cara Yadnya / kurban yang dipersembahkan kepada Tuhan sedangkan Ayurweda merupakan Upaweda dari Atharwa Weda yang membahas ilmu pengobatan.

Sama Veda

Samaveda (sāmaveda, berakar dari kata sāman "irama" + veda "pengetahuan") tidak lain adalah himpunan mantra-mantra yang diberi tanda nada untuk berbagai irama. Samaveda merupakan bagian dari Catur Veda yang disebut juga "Nyanyian Veda Suci. Samaveda memuat 1875 mantram, dan dimana 1800 mantram merupakan pengulangan daripada Rgveda dan 75 mantram yang lain memang disusun dan dimuat dalam sastra ini.

Atharva Veda

Atharvaveda (atharvavéda, berakar dari kata atharvān, nama seorang Maharsi, dan veda berarti "pengetahuan") adalah sastra suci bagi umat Hindu, merupakan bagian dari Catur Veda yang berisikan tentang mantram mantram ilmu dari masa yang belum dikenal ( pengobatan, sihir, kedigjayaan ). Terdapat 9 śākhā (resensi) tentang Atharvaveda, yaitu: Paippalāda, Dānta, Pradānta, Snāta, Snauta, Brahmadāvala, Śaunaka, Devadarśani, dan Caranavidyā. Namun śākhā yang masih bertahan hingga kini adalah Śaunakiya dan Paippalāda.
Sakha atau Shakha (śākhā), secara harfiah berarti "cabang", berasal dari Bahasa Sansekerta yang merujuk untuk resensi dari sastra Veda yang dianut oleh masing-masing kelompok ajaran atau sampradaya.  
 Shaunaka di dalam Caraa-vyūha memuat daftar sakha pada masing-masing Veda:
·         Rgveda memiliki 5 sakha, yaitu: Śākala, kala, Ashvalayana, Shankhayana, Mandukayana,
·         Yajurveda memiliki 42 - 44, bahkan ada yang beranggapan 68,
·         Samaveda memiliki 12 sakha,
·         Atharvaveda memiliki 9 sakha.
Diantara sekian banyak sakha, hanya beberapa saja yang masih bertahan hingga kini. Diantaranya adalah Śākala-shakha, (sakha dari Rgveda yang masih lengkap), serta beberapa penggalan-pennggalan dari Bākala-sakha. Resensi dari Yajurveda yang masih ada hingga kini hanya 5, diantaranya adalah Vajasaneyi Madhandina, Kanva; Taittiriya, Maitrayani, Caraka-Katha, Kapisthala-Katha. Sedangkan Samaveda memiliki Jaiminiya dan Kauthuma dan Atharvaveda memiliki Shaunakiya dan Paippalada, yang masih ada hingga kini.

Bhagavad Gītā

Bhagawad Gita (Bhagawad Gîtâ, artinya adalah Nyanyian sang Bagawan (orang suci). Bhagawad Gita adalah sebuah bagian dari Mahabharata yang termasyhur, dalam bentuk dialog yang dituangkan dalam bentuk syair. Dalam dialog ini sang Kresna adalah pembicara utama yang menguraikan ajaran-ajaran falsafinya kepada sang Arjuna yang menjadi pendengarnya.
Syair ini merupakan interpolasi atau sisipan yang dimasukkan kepada Bhismaparwa. Adegan ini terjadi pada permulaan Bharatayuddha. Saat itu Arjuna berdiri di atas bukit dan memandang ke bawah, ke tempat seberang di mana berada para Korawa dan sekutu-sekutu mereka. Arjuna harus memerangi mereka semua, tetapi ia dilanda kesedihan dan kebimbangan. Karena meskipun mereka pernah berbuat jahat terhadapnya, mereka tetap saudara-saudari dan sahabat-sahabat yang sudah ia kenal dan dikasihinya. Lalu ia diberi wejangan dan nasehat-nasehat oleh Kresna yang berlaku sebagai sais Arjuna. Terjadilah percakapan antara Kresna dengan Arjuna yang merupakan inti Bhagawad Gita.
Kresna yang memilih menjadi kusir kereta Arjuna menjelaskan dengan panjang lebar ajaran-ajaran ketuhanan dan kewajiban seorang ksatria agar dapat membedakan antara yang baik dengan yang salah. Ajaran tersebut kemudian dirangkum menjadi sebuah kitab filsafat yang sangat terkenal yang bernama Bhagavad Gītā.


Bhagavad Gītā terdiri dari delapan belas bab dan berisi ± 650 sloka. Setiap bab menguraikan jawaban-jawaban yang diajukan oleh Arjuna kepada Kresna. Jawaban-jawaban tersebut merupakan wejangan suci sekaligus pokok-pokok ajaran Veda.

Gambar 1 :Salah satu ilustrasi dalam kitab Warahapurana
Gambar 2 :Sebuah ilustrasi dalam kitab Mahabharata, salah satu Itihasa (kisah epik Hindu)

Upanisad

Setelah Veda maka terdapat kitab-kitab Brahmana dan kitab-kitab Upanisad sebagai kitab-kitab suci agama Hindu. Kitab-kitab Brahmana dan kitab-kitab Upanisad merupakan bagian-bagian kitab suci Veda. Masing-masing Veda mempunyai kitab-kitab Brahmana dan Upanisad sendiri-sendiri.
Salah satu kitab Brahmana yang terkenal ialah Satapatha Brahmana yang masuk bagian kitab Yajur Veda. Kitab ini diperkirakan orang mulai ada sekitar 1000 tahun sebelum Masehi dan merupakan buku pedoman untuk mengadakan upacara. Pada dasarnya kitab ini menguraikan sistem upacara sampai sekecil-kecilnya sehingga dengan demikian lebih banyak berkaitan dengan bentuk luar pelaksanaan hidup beragama dibandingkan dengan hidup kerohanian.
Kitab-kitab Upanisad diperkirakan muncul setelah kitab-kitab Brahmana yaitu sekitar 800 tahun sebelum Masehi. Jumlahnya amat banyak, lebih dari 200 judul, namun Muktika Upanisad menerangkan jumlahnya 108 buah dan banyak di antaranya berasal dari jaman yang tidak terlalu tua. Upanisad-Upanisad tua dan penting ialah:
  • Isa Upanisad
  • Kena Upanisad
  • Katha Upanisad
  • Prasna Upanisad
  • Mundaka Upanisad
  • Mandukya Upanisad
  • Taittiriya Upanisad
  • Aitareya Upanisad
  • Chandogya Upanisad
  • Brhadaranyaka Upanisad
  • Kausitaki Upanisad
  • Maitrayaniya Upanisad dan ....
  • Svetasvatara Upanisad.
Kata Upanisad artinya duduk di bawah dekat guru. Kata ini erat hubungannya dengan sakhas yaitu kelompok orang yang mempelajari Veda. Pada sakhas itu duduk beberapa murid terpilih (dipilih berdasarkan kesetiannya pada guru dan kejujurannya) di bawah mengelilingi seorang guru. Apa-apa yang diajarkan oleh guru tersebut kemudian dikumpulkan menjadi kitab Upanisad. Karena sakhas itu banyak maka Upanisad itupun banyak pula jumlahnya.
Dari sakhas yang banyak jumlahnya itu sebagian besar lenyap dalam perjalanan jaman, dan untuk masing-masing Veda tinggal memiliki beberapa sakhas dan Upanisad yang penting-penting saja.

Purana

Purana adalah bagian dari kesusastraan Hindu yang memuat mitologi, legenda, dan kisah-kisah zaman dulu. Kata Purana berarti sejarah kuno atau cerita kuno. Penulisan kitab-kitab Purana diperkirakan dimulai pada tahun 500 SM. Terdapat delapan belas kitab Purana yang disebut “Mahapurana”. Delapan belas kitab tersebut yakni:
1.       Matsyapurana            
2.       Wisnupurana
3.       Bhagawatapurana    
4.       Warahapurana           
5.       Wamanapurana         
6.       Markandeyapurana   
7.       Wayupurana              
8.       Agnipurana
9.       Naradapurana                       
10.   Garudapurana                       
11.   Linggapurana
12.   Padmapurana                        
13.   Skandapurana                       
14.   Bhawisyapurana        
15.   Brahmapurana           
16.   Brahmandapurana
17.   Brahmawaiwartapurana        
18.   Kurmapurana


WEDA & PEMBAGIANNYA
WEDA
         SRUTI                                                                                         
                     WEDA     
·          REG WEDA
·          SAMA WEDA
·          YAJUR WEDA
·          ATHARWA WEDA
               UPANISAD
§   Isa Upanisad ,Kena Upanisad
§   Katha Upanisad, Prasna Upanisad
§   Mundaka Upanisad, Mandukya Upanisad
§   Taittiriya Upanisad, Aitareya Upanisad        
§   Chandogya Upanisad,
§   Brhadaranyaka Upanisad Kausitaki Upanisad, Maitrayaniya Upanisad
§  Svetasvatara Upanisad.
                            BHAGAWAD GITA ( PANCAMO WEDA )    
         SMERTI
                     WEDANGGA
·          Siksa , Wyakarana
·          Chanda, Nirukta
·          Jyostisa
·          Kalpa
                     UPAWEDA
§   Ithihasa , Purana
§   Arthasastra, Ayurweda
§   Gandarwa Weda ,Saracamuscaya & Slokantara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

VIDIO PERADAH JEMBRANA