Dewan Penasehat DPK Jembrana Peradah Indonesia
I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
India adalah anak Benua Asia yang sering disebut gerbong lokomotif dunia,
itu memang pantas memperoleh julukan karena dianggap sebagai sumber inspirasi Dunia sepanjang jaman. India telah memberi
inspirasi kepada dunia dengan menjadi
tempat lahirnya para ratusan Maha Yogi. Maka jadilah
Tanah Bharata itu sebagai pemimpin dunia dalam hal spirituil. Tidak hanya dunia
timur yang mengakui hal ini, dunia barat yang demikian unggul dalam pencapaian
ilmu pengetahuan dan teknologi juga tunduk hormat kepada India. Sejarah peradaban yang panjang telah
membentuk India menjadi bangsa yang
berkepribadian kokoh dengan dilandasi oleh spirit
Weda-Wedanta. Namun dalam rentang waktu yang begitu panjang, sejarah India juga
mengalami pasang surut. Ia bukanlah sebuah garis sejarah linear, namun lebih
merupakan garis yang berliku-liku dengan bermacam dinamikanya.
Agama Hindu (bahasa
sanskerta : Sanatana Dharma artinya kebenaran
abadi) dan Vaidika Dharma berarti ajaran agama yang bersumber pada kitab suci Veda, yakni wahyu Tuhan Yang Maha Esa atau pengetahuan kebenaran. Agama Hindu
sebuah agama yang berasal dari India. Agama ini merupakan
lanjutan dari agama Weda yang merupakan
kepercayaan bangsa Indo-Iran (Arya). Agama ini diperkirakan muncul antara tahun 3102 SM sampai 1300 SM dan
merupakan agama tertua di dunia yang
masih bertahan hingga kini, sebagai agama yang pertama
dikenal oleh manusia. Agama Hindu kemudian berkembang ke berbagai wilayah dunia, termasuk Asia
tenggara dan Indonesia. Istilah Hindu diberikan oleh orang-orang asing yang
datang ke India, seperti Arab, Persia,
Yunani, yang dimaksud Hindu oleh mereka adalah orang- orang yang mendiami daerah lembah sungai Sindhu, termasuk agama dan kebudayaan yang dianut. Istilah Hindu untuk pertama kali secara resmi dipakai oleh raja-raja yang memerintah
di kerajaan Wijayanagar pada ke-15
M.
Penduduk asli yang mendiami India sekarang bermukim di daerah dataran tinggi Dekkan, kehidupannuya masih sangat sederhana. Bangsa Dravida berasal dari daerah Asia Tenggara (Baltic) masuk ke India dan mendiami daerah sepanjang sungai Sindhu yang subur. Kebudayaan mereka lebih tinggi dari penduduk asli. Bangsa Arya juga berasal dari daerah sekitar Asia Tengah, menyebar memasuki daerah-daerah Iran (Persia), Mesopotamia dan juga masuk ke daerah Eropa. Yang sampai masuk ke India adalah merupakan bagian dari yang pernah masuk ke Iran. Mereka masuk ke India dalam dua tahap di dua tempat yang berbeda. Pertama mereka masuk di daerah Punjab, yaitu daerah lima aliran anak sungai yang disambut dengan peperangan oleh bangsa Dravida yang sudah lebih dulu bermukim disana. Karena bangsa Arya lebih maju dan lebih kuat, bangsa Dravida dapat dikalahkan. Tahap kedua bangsa Arya masuk ke India melalui daerah dua aliran sungai, yaitu lembah sungai Gangga dan lembah sungai Yamuna, daerah ini dikenal dengan nama daerah Doab. Kedatangan mereka tidak disambut peperangan, bahkan kemudian terjadi percampuran melalui perkawinan. Bangsa-bangsa inilah yang menjadi nenek moyang bangsa India sekarang.
II. SEJARAH EVOLUSI
HINDU DI INDIA
Filsafat
India diuraikan dengan baik oleh seorang filsuf dan juga seorang sastrawan yang bernama Rabindranath
Tagore (1861-1941). Menurut Tagore,
filsafat India bermula pada keyakinan bahwa ada kesatuan fundamental antara manusia dan alam, harmoni antara
individu dan kosmos. Harmoni ini
harus ada supaya dunia tidak dianggap sebagai tempat
yang asing atau penjara. Dengan demikian, orang India diajar untuk “berteman” dengan dunia bukan
“menguasai” dunia.
Dalam perkembangannya, filsafat India
tentang agama Hindu, pada hakekatnya
dapat dibagi menjadi tujuh zaman
/ periode besar, yaitu:
1. Zaman Peradaban Lembah Sungai Sindhu
(2.55 – 1.500 SM).
2. Zaman Weda (tahun 2000 - 600 SM).
3. Zaman Brahmana (800 – 200 SM).
4. Zaman
Purana (200 – 700 M).
5. Zaman
Pembaharuan (700 – 1.200 M).
6. Zaman
Gerakan Bhakti (1.200 – 1,800 M).
7. Zaman
Hindu Modern (1.800 – sekarang).
Sesuai dengan persyaratan dalam menempuh Program Pendidikan Magister (S2) Ilmu Agama dan
Kebudayaan UNHI -
Denpasar, dalam mata kuliah ”Sejarah Evolusi Hindu” oleh Dosen : Prof. Dr. Litt. I Gusti Putu Phalgunadi, MA, PhD, maka penulis dapat pembagian tugas, yaitu
membahas tentang sejarah evolusi Hindu di India khusus pada “Zaman
Pembaharuan ((700 – 1.200 M)”
adalah
sebagai berikut :
Zaman Pembaharuan
Zaman ini berkisar sejak 700 –
1.200 M, yang dipelopori oleh munculnya tokoh Adi Sangkar Acharya atau Sankara
(788 – 820). Ia dikenal sebagai tokoh yang membawa semangat pembaharuan dalam
sistem keagamaan Hindu pada zamannya, sehingga zaman ini disebut juga zaman
pembaharuan atau zaman reformasi pada abad pertengahan. Zaman ini, ada gerakan
untuk mensistematiskan ajaran filsafat agama Hindu dengan harapan menjadi lebih
mudah dipahami/dapat diterima oleh masyarakat umum. Zaman
Sangkaracharya/Pembaharuan ini yang dipelopori oleh seorang Brahmana dari India
Selatan dengan ajaran Saiwa Paksa, yaitu penyatuan pemujaan kepada
sekte-sekte dengan filsafat Adwaita
Wedanta (tak ada duanya), yang menegaskan bahwa hanya ada satu kekuatan dan
menjadi sumber dari segala yang ada (Brahman) yang memanifestasikan diri-Nya
kepada manusia dalam beragam bentuk/nama sesuai dengan sifatnya yang maha
kuasa. Nama-nama kebesaran Brahman kemudian diwujudkan ke dalam beragam bentuk
Dewa-Dewi (Wisnu, Brama, Siwa, Saraswati, Laksmi, Parwati dan lain-lain).
Sebagai pokok ajarannya adalah Brahmana adalah nyata, jiwa perorangan adalah
Brahman dan Brahman tidak rangkap, Dunia adalah tidak nyata serta jiwa tidak
berbeda dengan Brahman. Pada zaman ini
Hindu kembali mendapat banyak penganutnya, sedangkan pamor agama Budha pun
perlahan surut dan lenyap, sampai akhirnya pengaruh agama Budha bergeser ke
Tibet dan Cina.
Sangkaracharya
juga menghilangkan semua upacara yadnya yang memakai Panca Tattwa, yaitu lima
macam unsur persembahan yang terdiri dari Madya (arak, berem), Matsya (ikan),
Mamsa (daging), Mudra (biji-bijian dan buah-buahan) serta Maithuna (diganti
dengan porosan), yang dilaksanakan mazab Tantrayana dan Brahmana.
Pada
zaman ini agama Hindu mengalami perpecahan untuk ketiga menjadi dua yakni :
a.
Golongan Wedanta (Waidika Dharma) yang dipimpin oleh
Sangkaracharya dari mazab Shaiwa, Ramanuja dari mazab Waisnawa yang mendasarkan
ajaran mereka pada kitab Brahma-Sutra, Bagawad-Gita dan kitab Wedanta. Ketiga kitab ini disebut Prasthanatraya.
b.
Golongan Tantrayana (Tantrika-Dharma) atau golongan
ritual dan filsafatnya pada kitab-kitab Brahmana, kitab Mimamsa dan kitab
Tantra, melawan golongan agama Buddha dan terutama menghadapi golongan penganut
Wedanta (Waidika-Dharma).
Setelah Sangkaracharya
mengalahkan agama Buddha, maka mulailah melawan golongan penganut ajaran Saiwa
Tantra. Sangkaracharya ingin
menghilangkan semua sistim ritual dan upacara yajna (yang dipimpin oleh Rsi
Prabakaran, Rsi Mahana Misra dll) yang dilakukan mazab Saiwa Tantra dan
Waisnawa Tantra dan mengganti dengan ajaran Wedanta, dengan ajaran filsafat
Adwaita (monisme). Menurut ajaran ini
hanyalah Brahman satu-satunya prinsip tertinggi yang riil (sat), sedangkan yang
lain maya (ilusi). Begitu agama Buddha kalah, kemudian mengelompokkan semua
mazab agama Hindu menjadi lima kelompok (Panca Paksa) yang disebut Pancopasana
atau lima macam keyakinan, yakni : Saiwa Paksa, Waisnawa Paksa, Shakta Paksa,
Ganapatya Paksa dan Saura Paksa. Kemudian ajaran Wedanta yang berdasarkan
ajaran Adwaita oleh Sangkaracharya ditentang golongan Wedantis dari mazab
Waisnawa.
Ramanuja (2027-1137) yang berdasarkan ajaran filsafat Wedanta
menentang ajaran golongan Saiwa yang dipimpin Sangkaracharya yang mengajarkan ajaran filsafat Adwaita, dengan niat ia mencoba
mempersatukan Wisnu dengan wedanta, sumber ajarannya wisista waita (kitab Upanishad),
menurutnya terdapat tiga kenyataan tertinggi : Tuhan (Iswara), jiwa (cit) dan
benda (Acit) hanya Tuhanlah sebagai kenyataan yang bebas. Dan tokoh terakhir adalah Madhawa, menyalahkan ajaran filsafat dari
Ramanuja dan membuat ajaran filsafat yang lain yang disebut dengan nama
Dwaita. Menurut Madhawa, jnana (pengetahuan) akan menentukan orang menuju Bhakti
dan tujuan akhir dari manusia adalah untuk langsung dapat melihat Tuhan Wisnu
yang akan menuntun untuk menuju moksa, kebahagiaan abadi.
Filsafat Dwaita inipun ditentang oleh golongan Waisnawa Wedanta yang lain
bernama Nimbarka (mengajarkan
pentingnya penyerahan diri secara tulus ikhlas dan pemujaan Krisna-Radha atau
yang disebut Tuhan). Kemudian ia
membangun ajaran filsafat yang lain yang disebut Dwaitadwaita. Akhirnya Walabha (mengajarkan ajaran mengenai
penebusan dosa, tapa brata, meninggalkan keduniawian dan penyatuan yang
sempurna dari Atma dengan Paramatma), seorang dari golongan Waisnawa Wedanta
tidak mau menerima ajaran filsafat dari Nimbarka dan membuat ajaran filsafat
lain disebut filsafat Suddhadwaita.
Dengan demikian, maka
terjadilah perbedaan pendapat mengenai prinsip-prinsip filsafat dan perpecahan
pun terjadi dalam golongan Waisnawa-Wedanta yang masing-masing golongan itu
disebut dengan nama Sampradaya (pemuja Krisna sebagai Tuhan). Agama Hindu mazab Waisnawa-Wedanta memiliki
empat Sampradaya, yaitu :
a. Sampradaya Shri-Waishnawa (mengikuti ajaran filsafat dari Rsi Waishnawa
Ramanuja).
b.
Sampradaya Brahma (mengikuti ajaran filsafat
Rsi Waishnawa Madhwa).
c.
Sampradaya Kumara (mengikuti ajaran filsafat
dari Rsi Nimbarka).
d.
Sampradaya Rudra (mengikuti ajaran filsafat
dari Rsi Waishnawa Walabha).
Sedangkan Saiwa
Wedanta mendirikan empat pusat pembelajaran (Pitha) yang dipimpin oleh
Sangkaracharya, baik di India Timur, Barat, Utara dan Selatan, demikian pula ke
seluruh dunia sampai sekarang.
Ajaran
Tantrayana mempengaruhi Waisnawa maupun Saiwa dan juga Buddha. Ajaran Saiwa yang dipengaruhi ajaran
Tantrayana disebut Saiwa-Tantra (Shaiwagama) yang berdasarkan filsafat
Adwaita. Dengan bersatunya ajaran
tersebut, maka muncullah filsafat Shaiwa-Siddhanta, yang mengakui akan kesucian
dari kitab Suci Weda. Demikian pula
dengan ajaran filsafat Siddhanta ini muncullah ajaran Shaiwa-Bhairawa.
Zaman pembaharuan disebut pula
dengan zaman skolastik adalah aliran yang berkaitan dengan sekolah, atau dikatakan bahwa Skolastik berasal dari kata
Latin “Scholastic’s” yang berarti
guru, perkataan skolastik merupakan corak khas dari sejarah filsafat abad
pertengahan. Disebut zaman skolastik, kitab
yang muncul pertama kali adalah kitab wedangga, yang uraiannya berbentuk
prosa-disusun secara singkat agar mudah dihafal atau diamalkan, juga timbul sutra-sutra yang bertentangan
dengan weda dan sutra tersebut dijadikan sumber pemikiran filsafat.
III. PENUTUP
Agama Hindu berasal dari India. Untuk
mengetahui sejarah Perkembangannya haruslah juga dipelajari sejarah perkembangan
India meliputi aspek perkembangan penduduk maupun perkembangan kebudayaannya
dari jaman ke jaman. Agama Hindu di
India pada hakekatnya dibagi menjadi 7 (tujuh) zaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar