Peringatan hari sumpah pemuda telah menjadi momentum penting
bagi generasi muda sebagai tonggak kesadaran dan kebangkitan Generasi Muda yang
merasa Satu Tanah Air, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa yaitu Indonesia. Hal ini
terlihat dari kegiatan yang dilaksanakan Generasi Muda dalam wadah Organisasi
Kemasyarakatan Pemuda (OKP) menjelang Hari Sumpah Pemuda ke-84. Salah satu
diantaranya adalah Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah Indonesia). DPK
Jembrana Peradah Indonesia menjelang Peringatan Hari Sumpah Pemuda mengadakan
beberapa kegiatan diantaranya adalah Pendalaman Sradha, Lomba Resensi Buku dan
Lomba Debat Agama Hindu dan Budaya Bali dengan melibatkan siswa-siswi SMA/SMK
se-Kabupaten Jembrana. Rangkaian kegiatan Peradah Indonesia di Jembrana ini
di dibuka secara resmi oleh Bupati
Jembrana I Putu Artha, minggu (21/10) bertempat diwantilan jagatnatha bertepatan
dengan kegiatan Pendalaman Sradha yang menghadirkan
dua orang nara sumber yakni I Made Kembang Hartawan (Tokoh Pemuda yang dalam
usia yang sangat muda sudah berhasil menjadi Wakil Bupati Jembrana dengan
berbagai kegiatan berorganisasi) dan Genta Apritahua, serta penulis novel Hindu “
Kutemukan Tuhan yang mencintai orang”
Ketua panitia, Suta Hariandika, mengungkapkan bahwa kegiatan ini sejatinya digelar dalam rangka
menyambut Hari Sumpah Pemuda yang jatuh setiap tanggal 28 oktober. Diharapkan,
melalui kegiatan Pendalaman Sradha, lomba debat, lomba resensi buku yang digelar selama dua hari, bisa mengangkat
jati diri Pemuda Hindu khususnya rasa bangga akan ajaran dan nilai-nilai agama Hindu.
“ Untuk lomba debat akan diikuti sekitar
150 siswa dari berbagai sekolah di Jembrana. Tema yang kita ambil adalah Hindu
dan Budaya Bali dengan menghadirkan juri dari PHDI maupun majelis madya
Jembrana, “ungkap Suta. Sementara Lomba Resensi Buku adalah meresensi buku-buku
terbitan dari Media Hindu merupakan kelanjutan dari Program Sinergi Peradah dengan Sekolah.
Bupati Jembrana I Putu Artha menyambut baik acara ini yang
menurutnya bisa dijadikan media untuk mempertebal sradha (keimanan) terhadap
Ida Sanghyang Widi Wasa. Selain itu lanjut Artha, dengan dilandasi sikap sradha
dan kepercayaan yang kuat, maka akan lebih mudah mempelajari agama sebagai
suatu pegangan yang kokoh.
Dalam paparannya selaku narasumber I Made Kembang Hartawan menyoroti
langkah-langkah apa saja yang bisa dilakuakn Pemuda Hindu dalam menguatkan
eksistensi Hindu, terlebih lagi ditengah arus informasi yang demikian
kencangnya saat ini. “ Sebagai Pemuda Hindu yang cerdas, kita harus pintar memfilter
diri, menangkap informasi yang positif bukan sebaliknya, “tegas Kembang. Selain
itu sebagai Pemaja, saat ini dua hal mendasar yang bisa menjadi ancaman, yakni
HIV AIDS dan bahaya narkoba. “Khusus untuk Jembrana penderitanya sudah cukup
besar, karena itu mari bersama-sama kita cegah ,libatkan diri pada hal-hal
positif salah satunya dengan meningkatkan Sradha (keyakinan akan ajaran Agama
Hindu) melalui pendalaman agama serta senantiasa melibatkan diri dalam
kegiatan-kegiatan positif seperti kegiatan berorganisasi seperti Peradah, Seke
Teruna , kegiatan olah raga, seni dan kegiatan positif lainnya, “ujar Kembang
mencontohkan.
Sementara itu pembicara kedua , Genta Apritaura
memperkenalkan diri sebagai orang yang baru menemukan jalan Dharma lebih banyak
bercerita lika-liku kehidupannya
pergulatan batin atau iman yang panjang dan menyakitkan untuk menemukan Tuhan
bagi alam semesta, yang bersikap sama bagi semua orang tanpa perduli keturunan
dan sukunya hingga akhirnya menemukan jawabannya melalui Bhagawad Gita. Semua telah dijalaninya itu dituangkan dalam
novel karyanya dalam bahasa dan alur pikir remaja. Gentha mencoba memotivasi
Generasi Muda Hindu yang hadir agar bangga menjadi Hindu dan tidak minder dalam
pergaulan dengan umat lain karena Hindu adalah agama yang mempunyai filosifi
yang sangat luas dan mendalam dan Universal. “Bersyukurlah telah lahir sebagai
seorang Hindu tidak seperti saya yang menjadi Hindu melalui sebuah pencarian
dan perjuangan yang panjang dan melelahkan serta tidak sedikit resiko yang harus dihadapi,”
kata Gentha
Apa yang telah disampaikan kedua narasumber ini begitu
menarik perhatian dan kekaguman generasi muda yang hadir hingga dengan antusias
menyampaikan pertanyaan yang meminta saran dan tanggapan dari kedua narasumber
seputar problematikan generasi muda Hindu. Dialog ini berlangsung sangat
menarik hingga tidak terasa telah melewati
waktu makan siang dan dengan berat hati dan terpaksa dihentikan
oleh panitia. (Humas DPK Jembrana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar